333 Words About Me



                Aku terlahir sebagai sulung dari dua bersaudara. Adikku seorang anak laki-laki yang tidak pernah bosan beradu argumen denganku saat ia ada di rumah. Meski begitu, aku sangat menyayanginya sebagai satu-satunya saudaraku.
Aku tumbuh sebagai anak yatim. Ayahku telah dipanggil ke sisi Yang Maha Kuasa saat usiaku baru menginjak tujuh tahun. Hal ini membuat ibuku harus berjuang seorang diri mengasuh dan membesarkan kedua anaknya. Beliau adalah wanita yang menjadi panutan dalam hidupku. Aku salut akan ketegarannya. Aku menyayanginya. Sangat menyayanginya.
                Aku anak perempuan yang kata ibuku tidak bisa melakukan apa-apa. Tidak bisa melakukan hal yang selayaknya dilakukan oleh anak perempuan pada umumnya. Ibuku selalu menganggap aku sebagai anak gadisnya yang jauh dari kata feminim. Baru setelah memasuki bangku menengah atas aku mulai melakukan evolusi. Berusaha berpenampilan dan bersikap sesuai yang diinginkan ibuku. Aku menikmati diriku yang baru. Seperti baru menemukan jati diri. Meski sebenarnya masih dalam tahap pencarian.
                Satu hal yang selalu dilakukan ibuku hingga menurun padaku, mendengarkan siaran radio. Ialah ritual wajib bagi ibuku untuk monitor di stasiun RRI Makassar setiap malam. Radio mini dengan gelombang SW senantiasa bertengger di dekat kepala ibuku saat menjelang tidur. Rupanya aku tertular penyakit akutnya yang tidak bisa jauh-jauh dari radio kesayangannya yang masih menggunakan daya baterai. Awalnya hanya siaran dari stasiun RRI Makassar yang kukenal. Setelah berpetualang lebih jauh, muncul beberapa stasiun dengan gelombang FM yang kustel melalui phonecell yang kemudian menjadi stasiun favoritku. Hobi mendengarkan siaran radio tak ayal membuatku berkeinginan menjadi seorang broadcaster.
                Kesenanganku mendengarkan siaran radio membawaku turut menjadi penyuka musik. Aku suka segala aliran musik. Seperti ‘sakau’ rasanya bila sehari tidak ditemani musik. Aku sangat menyukai lagu-lagu dari penyanyi yang bernama Taylor Swift. Lirik dan melodi yang simple juga mewakili orang banyak. Selain itu, aku juga senang mendengarkan musik instrumen sebagai pengantar tidur.
                Selain musik, aku juga senang menulis. Salah satu impian terbesarku ialah menjadi seorang penulis fiksi handal. Aku menyukai karya-karya Andrea Hirata yang sarat akan motivasi. Aku harap suatu hari nanti aku bisa mewujudkannya, menjadi penulis sekaligus broadcaster yang professional.


Ditulis sebagai prasyarat mengikuti seleksi perekrutan anggota baru EBS Radio

Postingan populer dari blog ini

Aku Seorang Ambivert

eLPiDiPi Kali Kedua

Suamiku