Cair Yang Dinanti-nanti

Matahari belum tinggi. Tapi dengan langkah kecil dan cepatnya, Hana terbirit-birit menuju sebuah bank yang terletak di dalam kampus. Takut kalau lagi-lagi antriannya diambil orang. Sudah tiga hari berturut-turut Hana meninggalkan semua kesibukannya demi mengurus beasiswanya. Setelah penantian panjangnya, akhirnya beasiswa yang dinanti oleh semua penerima serupa dirinya cair juga.

Pemandangan serupa masih tampak di depan bank. Ratusan mahasiswa mengantri. Kali ini Hana tidak perlu khawatir karena namanya sudah berada dalam urutan nama-nama yang akan dipanggil di awal.

Di tengah ketenangannya, keributan mulai terjadi. Beberapa yang mengantri menyerobot. Oh. Kacau. Barisan yang tadinya rapi mulai bertebaran seperti daun kering yang tertiup angin.

Hah. Selamat. Akhirnya antrian kembali damai seperti sedia kala. Hanya selang beberapa menit nama Hana dipanggil.
"Saya, pak. Orangnya ada pak. Saya pak." Hana menerobos orang-orang yang berdiri di hadapannya.

Hawa dingin dari pendingin ruangan merambat masuk ke ubun-ubun Hana. Rasa nyaman dan lega turut membalut hatinya. Setelah tiga hari berturut-turut akhirnya perjuangan panjangnya membuahkan hasil.

Buku tabungan dan kartu ATM sudah ada di tangan. Napasnya tidak lagi sesak setelah beberapa waktu harus merasakan pedihnya hidup di kota orang tanpa sepeserpun rupiah. Tuhan memang baik. Ia tahu apa yang dibutuhkan hamba-Nya.

Tangga EBS, bersama banyolan Agang 13ebs

Postingan populer dari blog ini

Aku Seorang Ambivert

eLPiDiPi Kali Kedua

Super Tri