Pening
Two weeks left! It’s time to back to my
routine! I’m coming Unhas!
Oksigen
yang menyegarkan segera memenuhi paru-paru begitu memasuki kawasan kampus
tercinta. Dua pekan menghabiskan hari di kampung halaman tak ayal membuatku
merindukan rutinitas sebagai siswa di perguruan tinggi. Sahabat on reach! Pondokan tampak lengang. Hanya seorang kawan yang
kudapati telah menghuni pondokan lebih dahulu; Oki.
Apa
yang terjadi di dalam kamarku? Seperti telah diserbu ribuan penyebar debu dan
jamur. Benar-benar penyambutan yang jauh dari anganku. Tentu bukan karpet merah
yang kuharapkan. Hanya saja kepalaku seperti telah diberi beban berat yang
membuatnya terasa tidak baik-baik saja. Lalu dihadapkan pada kondisi kamar yang
tidak seperti harapan. Aku tahu. Ini efek mabuk perjalanan. Bagaimana tidak,
sepanjang jalan aku harus menghirup aroma buah berduri bernama Durian yang
berada di mobil yang sama. Sungguh ini bukan perjalanan yang menyenangkan.
Belum
lagi rasa pening di kepalaku menghilang akibat aroma bak racun dari Durian dan
fakta tentang kamarku yang jauh dari kata rapi dan bersih, aku kembali
dihadapkan dengan ujian yang turut memukul-mukul ubun-ubunku. Aku hanya
berhasil mengisi 12 SKS untuk kuliah semester ini! Oh Tuhan, ujian apa yang Kau
berikan padaku hari ini? Hampir semua kelas dan mata kuliah yang kucentang
telah terisi penuh. Apa-apaan ini? Ahhh, sungguh hari yang menyebalkan.
Tidak
boleh full stress Reskia! Pasti ada
solusi untuk pengisian KRS dengan segala kerempongannya itu. Pasti! Dan harus!
Bagaimana mungkin aku akan melewati semester genap ini dengan tertinggal banyak
kuliah dari kawan-kawanku. Bertanya kiri-kanan pun kulakoni demi mendapat
ketenangan batin. Dan seseorang menyarankan untuk bertanya pada salah seorang
senior yang katanya paham betul urusan mahasiswa dan segala urusan
kemahasiswaan. Dialah kak Ceki alias kak Cekidot alias kak Ahmad.
“Masih
bisa ji. Tanya mi pak Nahri suruh tambah kapasitasnya.” Barulah aku bisa
bernapas lega setelah pesan singkat itu menghiasi inboxku. Saran dari kak Ahmad: Temui pak Nahri (sosok yang selalu
populer di setiap awal semester karena seringnya kasus seperti yang kualami
terjadi), sampaikan agar segera menambahkan kapasitas kelas. Rasanya ingin
seketika melayang ke SIL (ruangan dimana pak Nahri selalu bertengger). Tapi ini
akhir pekan. Sabtu! Masih harus menunggu dua hari lagi bersama tidur yang
mungkin tidak akan nyenyak karena memikirkan hal ini. Salah sendiri, siapa suruh isi KRS di akhir jadwal! Huuaaaaaaa…….. Kalau saja saat ini aku
tidak berada di kotak tiga kali tiga meter ini. Kalau saja saat ini aku berada
di tengah hutan tanpa siapa pun, atau di tengah laut di atas kapal, atau
minimal di bibir pantai menghadap ke laut, pasti aku sudah berteriak dan
merutuki diri.
It’s ok. Selalu ada hikmah di balik
setiap kejadian. Aku yakin itu. Sekarang rasanya pening mulai tercabut satu per
satu dari kepalaku. Mulai dari pening perjalanan, pening kamar pondokan, dan
pening KRS. Tuhan memang menyayangiku. Buktinya, hari ini aku diberi ujian
“pening” tertumpuk. Orang bilang, kalau diberi ujian itu artinya Tuhan masih
menyayangi kita. Dan aku percaya itu. Thanks
God for today! Tak ada sesal yang patut kucipta.
Pondok Nurul Iman, 25 Januari 2014
Saat tembang "Oplosan" milik YKS mengalun dari TV