Tak Pernah Ada Perayaan
Aku
lahir, tumbuh, dan besar dalam keluarga yang tak pernah memperingati
hari jadi. Jangankan kue atau hadiah, saling mengingat hari jadi pun
jarang. Merayakannya mungkin tak begitu penting bagi ibu. Hingga kami
anak-anaknya juga tak pernah mempermasalahkan.
Di
penghujung November, dua puluh empat usiaku kini. Tak ada perayaan.
Seperti biasa. Bahkan mungkin tahun ini tak ada yang mengingat. Aku
pun hampir tak ingat kalau saja bukan ucapan dari kawan-kawan yang
mengalir. Tapi tak juga ada kecewa atau sedih. Terlebih perasaan
diabaikan yang mungkin kebanyakan orang rasakan di hari pentingnya.
Aku telah mafhum, ulang tahun bukanlah hal penting dalam keluarga
kami, kawan.
Aku
sering menyaksikan gambar-gambar penuh keriaan yang diunggah orang
lain bersama keluarga saat merayakan pertambahan usia. Sangat sering
malah. Kalian juga pasti. Tapi kita tak pernah tahu seberapa bahagia
keluarga mereka. Apakah mereka benar-benar bahagia? Mungkin saja
gambar itu palsu, mungkin wajah ria itu hanya topeng, mungkin
berbagai masalah sedang berkecamuk dalam keluarga mereka, mungkin
juga hati mereka sebenarnya sedang kosong. Namun tetap berusaha
tampil menjadi keluarga paripurna nan bahagia. Entahlah. Sekali lagi,
kita tak pernah tahu.
Tentu
tak ada yang salah dengan perayaan. Setiap kita berhak. Namun itu tak
menjadi indikasi kebahagiaan seseorang. Tak menjadi ukuran sebuah
keluarga bahagia. Mungkin di emperan sana ada keluarga yang sedang
menikmati makan malamnya dengan lauk seiris tempe. Saling berceletuk
berbagi tawa. Tak pernah tahu tanggal lahir anggota keluarga.
Terlebih mengenal perayaan. Namun dada mereka dibuncahi rasa bahagia.
Hanya saja dunia tak tahu. Mereka tak membaginya lewat gambar.
Dua
puluh empat kini aku. Meski tak pernah ada perayaan, aku tahu betul
di setiap sujud ibu ada nama kami, anak-anaknya yang ia sebut. Tak
pernah luput ia langitkan doa bersama harapannya akan kami. Meski tak
pernah ada perayaan, aku tahu betul seberapa besar kasih mereka
padaku. Tak usahlah ada kalimat indah. Tak perlulah ada perayaan.
Sepanjang mereka hadir dalam hidupku, sungguh tak terkira bahagiaku.