Saat Siang Merampas Malam

          Sudah beberapa hari belakangan, bahkan beberapa minggu, malam terasa begitu pendek. Ingin sekali aku larut bersama malam sedikit lebih lama dari kemarin. Kurasa bukan malam yang terlalu pendek. Tapi siang yang terlalu lama menyita detikku, hingga menyita hariku. Kantung mata menggantung di siang hari. Benar-benar pemandangan yang sama sekali tidak bisa dikatakan indah. Tapi mau bagaimana lagi. Saat ini memang itulah yang harus dijalani. Ah. Jangan terlalu banyak berpikir untuk hidup. Bukankah hidup itu untuk dijalani?
          Beberapa kawan melontarkan pertanyaan, gerangan apa yang membuat malammu terampas?. Aku bilang, kadang kita harus menjalani sesuatu yang membuat siang kita panjang. Dan yang tengah kujalani saat ini adalah sebuah investasi untuk waktu depanku. Aku bertemu banyak orang baik, orang cerdas, dan segala yang masuk dalam kategori positif. Mereka adalah Perisai. Tidak pernah terbersit sedikit pun sesal dalam benakku mengenal mereka. Karena mereka telah dan akan menjadi manusia-manusia yang menari bersamaku dalam angan dan impian untuk revolusi besar beberapa tahun ke depan.
          Ialah PILOT yang membuat siang merampas malamku. Aku terlibat dalam sebuah kebersamaan yang kerap disebut kepanitiaan. Kebersamaan itu telah terenda begitu indah. Dulu, aku tidak mengenal kalian. Bahkan mungkin tidak ingin mengenal jika bukan kalian yang menawarkan perkenalan itu. Tapi kini, aku bahkan ingin jauh lebih mengetahui kalian. Aku bersyukur Tuhan masih memberiku kesempatan mengenal apa yang tidak kukenal dahulu. Bukan hanya kalian, tapi semua yang ada pada kita. Semua yang telah dileburkan menjadi satu setelah sebelumnya memiliki dinding.
          Mungkin aku sedikit terlalu berlebihan. Membuat siang tega merampas malamku. Sungguh, ini melelahkan. Kadang tubuhku menolak untuk berkenalan dengan rasa lelah. Tapi batinku tidak sejalan. Aku ingin rasa lelah ini berbuah menjadi sesuatu yang layak untuk dipetik. Apapun wujud dari hasil petikan itu aku terima. Karena aku tahu akan baik nantinya.
          Belum lagi PILOT berlalu, sudah ada Annive menanti di gerbang berikutnya. Aku ingin meminta maaf padamu malam. Karena membuatmu terhabiskan dengan singkat. Tergilas sedikit kejam. Aku merindukanmu malam, malam yang bersahabat dan panjang. Yang membuat mata pandaku lenyap dari wajah sedikit daging ini.
          Aku mengakui aku merindukan malamku yang hilang. Bukan hilang. Tapi hanya bersembunyi sementara waktu. Tapi aku akan jauh lebih merindukan malam-malam singkat ini saat ia telah beralu meninggalkanku. Meninggalkan kenangan yang sempat terukir bersama kalian.

Dua per empat malam, saat suara Christina Aguilera 
bertalu-talu dari pancaran stasiun FM.

Postingan populer dari blog ini

Aku Seorang Ambivert

eLPiDiPi Kali Kedua

Super Tri