Super Tri

          Hari itu kau menepuk pundakku. sontak aku terkejut. Belum sempat aku menarik napas, kau langsung menyerangku dengan pertanyaan.
          "Hei, kamu yang namanya Reskiawati Anwar?"
          "Iya. Benar." Jawabku karena kurasa nama itu memang milikku.
          Kemudian aku berbalik tanya. "Kenapa?"
          "Dipanggil sama Ibu Hasmiah." Tandasmu.
          Aku masih bingung apa yang baru saja terjadi di hadapanku. Tiba-tiba seorang anak laki-laki menghampiriku, bertanya siapa namaku, lalu menyuruhku bertemu dengan guru Bahasa Inggrisku. Beberapa detik kucerna semuanya. Menenangkan diri akibat kejutan yang tak terduga itu.
          "Ibu Hasmiah? Kira-kira ada apa?" Kembali pertanyaan meluncur dari bibirku.
          "Disuruh latihan debat Bahasa Inggris. Ditunggu di mushallah. Juga ada beberapa teman di sana. Secepatnya ke sana." Tukasmu panjang lebar.
          "Oh. Baiklah." Kemudian kau berlalu.
          "Benar-benar tidak tahu sopan santun. Datang membuat kaget. Pergi tanpa pamit." Batinku.
          Belakangan kutahu namamu Mitsaq Zamir. Salah satu debater handal di SMA 1 Polewali.
          Perkenalan itu kemudian berlanjut menjadi debate teammate. Tidak butuh waktu lama untuk mengakrabkan diri denganmu. Apalagi setelah tahu bahwa usiamu jauh lebih muda dariku meski kita seangkatan. Tidak canggung aku memberi POI dalam debat. Tapi sekali lagi, kau memang debater yang handal. Tidak salah jika kemudian dirimu lah yang terpilih mewakili Sulbar ke tingkat Nasional
          Beruntung sekali rasanya bertemu dan bahkan bersahabat dengan manusia super duper hebat seperti dirimu. Bagaimana tidak, lagi-lagi kau membuktikan kecerdasanmu dengan lulus di STIS. Kau kemudian memilih jalan itu, yang sudah lama kau cita-citakan. Sosokmu pun berada jauh di ibu kota sana. Meski begitu, percayalah bahwa tidak akan pernah ada alasan untuk melupakan tiga tahun kebersamaan kita di bangku putih abu-abu dalam sebuah tim. Tim debat.
          Kuingat, kau sangat childish. Yah. Tidak heran melihat tanggal lahirmu yang harusnya kau menjadi juniorku. Tapi selalu ada garis tangan Tuhan yang akhirnya mempertemukan kita dan juga memisahkan kita. Meski bayangmu tidak tergapai olehku, kau tetaplah partnert debat yang sangat berkesan dalam hidupku. Semoga ada jalan yang akan mempertemukan kita lagi. Meski bukan di samudera debat. Tapi di suatu hari, di masa depan saat kita sudah benar-benar menjadi orang. (Chip Minister-Mitsaq Zamir).

          Mushallah sekolah menjadi jembatan pertemuan kita. Wajahmu sudah tidak asing lagi bagiku. Kau begitu populer di masa itu. Di masa ketika aku yang belum mengenal banyak insan di SMA 1 Polewali. Di masa ketika aku baru mulai beradaptasi dengan lingkungan baruku. Bahkan tidak ada yang mengenalku. Tapi kau berbeda. Wajahmu sering lalu-lalang di ruang guru. Bukan karena tersangkut dengan Guru BK. Tapi karena otakmu itu benar-benar jenius.
          Kau tampak begitu dingin. Enggan rasanya menyapamu. Sesungguhnya aku sudah mengenal namamu. Bahkan sangat mengenal. Sekali lagi, kau seperti es di kutub. Tapi akhirnya es itu mencair. Samudera debatlah yang telah mencairkannya. Kita bergabung dalam sebuah tim debat sekolah. Bukan hanya itu, sang Pemilik waktu juga menyatukan kita dalam sebuah kelas yang dinamai Exon. Tentu saja aku shock mengetahui kita berada dalam satu naungan kelas. Kau begitu cerdas. Sedangkan aku.. Tidak perlu kusebutkan kau juga sudah tahu.
          Matamu selalu saja menyorotkan aura kejeniusan. Hingga membuatku sedikit risih jika berjalan beriringan denganmu. Kita tampak seperti seorang Jenius dan seorang Idiot. Aku begitu malas berkutat dengan rumus-rumus. Sedangkan kau justru menjadikannya santapanmu. Santapan yang sangat lezat.
          Bukan Resqi Anugrah namanya kalau tidak mengantongi seabrek prestasi. Itulah dirimu. Tidak bisa kusebut satu persatu prestasi yang telah kau torehkan. Tapi yang paling kuingat adalah kau telah menginjakkan kakimu di tanah Sulawesi di utara sana. Manado menjadi saksi atas perjuanganmu pada olimpiade Biologi. Yah. Prestasi di tingkat Nasional begitu mudahnya kau genggam.
          Kita adalah dua magnet kutub utara dan selatan yang saling tarik-menarik. Kau emudian masuk dalam daftar perempuan paling berpengaruh dalam hidupku. Sadarkah kau betapa raksasanya peranmu dalam hidupku? Waktu tiga tahun bukanlah waktu yang singkat mengenal sosokmu yang jangkung itu. Kau, perempuan jangkung pertama yang mendapat title sebagai sahabatku. (Deputy Minister-Resqi Anugrah)

@Mushallah :)

          Di sebuah sore yang mendung, partnert Mitsaq menamai tim kita dengan sebutan Super Tri. Sedikit menggelikan kurasa. Karena gelar itu harusnya diperuntukkan bagi orang-orang yang memang super. Untuk kalian berdua, aku sepakat saja. Tapi kalau ada diriku di dalamnya, rasanya sedikit janggal. Lalu kemudian partnert Mitsaq tetap bersikukuh dengan gelar itu. Alasannya karena kita bertiga sudah pernah menyabet prestasi Nasional. Aku yang kemudian menyusul dengan WORDS Competition yang diselenggarakan oleh AMINEF. Yang sebenarnya tidak sehebat itu. Mungkin hanya faktor lucky.
          Super Tri akhirnya resmi setelah melalui pengguntingan pita. *Alay hihi. Super Tri yang kini sudah terpisah karena tuntutan masa depan harus tetap menyatukan hati. Tetap menjadi partnert. Partnert yang sesungguhnya. Partnert dalam hidup. Mari kita ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya untuk semua pihak yang telah berperan penting dalam pertemuan kita, yang akhirnya melahirkan sebuah tim. Super Tri.
         Untuk Super Tri, dimana pun kita, bagaimana pun kita, semoga tidak ada yang mengalami alzheimer tentang momen kebersamaan kita dulu. Tentang bagaimana ikatan ini akhirnya tercipta. Q-Cook dan Mitsaq, aku selalu menyayangi kalian sebagai Super Tri dan sebagai pribadi kalian. Kuharap kalain juga demikian.:)


Kamar kost, saat benda berputar-putar meniupkan angin konstannya.

Postingan populer dari blog ini

Aku Seorang Ambivert

eLPiDiPi Kali Kedua